Review Film Lagi-Lagi Ateng
Aku tidak berharap apapun sebelum menonton film ini. Karena aku pun juga bukan termasuk generasi yang menonton Ateng di masa lalu. Jadinya aku menyaksikan film ini karena berangkat dari trailernya yg menurutku agak “Hmmm hmm hmmm”, dan ternyata filmnya cukup bagus. Yup, benar anda tak salah baca.
Meskipun film ini mempunyai label Semua Umur, tetapi beberapa materialnya menurutku kurang cocok dikonsumsi untuk anak-anak. Apalagi balita!
Poin yang tampil paling dominan dalam naskah film ini adalah komedinya yang memang receh dan cenderung kolot. Namun bukan berarti tidak lucu, komedi yang receh itu justru terlihat menyatu dengan ceritanya. Tak sekadar menjadi penyegar suasana, tetapi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam poros cerita.
Perlakuan komedinya yg menyatu, membuat porsi dramanya terasa hangat dan mengena, walaupun di beberapa bagian menurutku bisa dipangkas lagi agar tonenya terlihat seimbang.
Bagian terbaik dari film ini tentu saja penampilan gemilang Augie Fantinus sebagai Ateng/Agung yang sukses melahap bulat-bulat para cast lainnya yang di beberapa bagian tampil terlalu datar. Ia adalah nyawa film ini. Augie knows how to play his ‘risky’ role in both good and bad ways. It’s one hell of acting!
Penampilan berkesan lainnya datang dari Soleh Solihun yang berperan sebagai Iskak dan Surya Saputra yg berperan sebagai Budiman. Soleh membekas karena cara tertawanya yang aneh, sedangkan Surya karena bagiannya sebagai ‘ndoro' yg emosional. BTW, ADA JERINX SID GUYS.
Overall Set rumah Ateng di desa yang ciamik. Memperlihatkan kecantikan tradisional dengan pas. Film ini kuat sebagai sajian film keluarga yang hangat, terlepas dari komedinya yang tak maksimal dan beberapa karakter yang kurang bernyawa.
6/10 ⭐