Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Yang Terjadi Jika Ada Perang Nuklir


"Apa yang terjadi jika Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya melakukan perang nuklir?"

Nuklir sendiri adalah senjata mematikan yang banyak dikembangkan di negara maju. Sebenarnya, nuklir sangat bermanfaat bagi penghasil listrik. Tetapi, nuklir sendiri juga digunakan untuk sarana berperang.

Saat perang nuklir terjadi, Amerika Serikat dan Russia akan mengebom setiap ibukota negara dan kota kota industri yang bersangkutan milik musuh. Kemudian, kondisi buruk apa yang akan terjadi? Prof. Alan Robbock, seorang profesor klimatologi terkemuka dari Departement of Enviromental Sciences di Rudgers University menjawab pertanyaan ini.

Dalam jangka waktu seminggu setelah perang nuklir, 150 ton asap hitam akan memenuhi atmosfer, asap itu akan membumbung hingga stratosfer dan akan menyelimuti bumi dalam jangka waktu 4 tahun ke depan. Asap hitam itu akan menghalangi cahaya matahari untuk mencapai permukaan bumi.

2 minggu setelah perang, asap hitam itu akan menyebar ke seluruh penjuru bumi dan membuat keadaan di bumi semakin gelap dan dingin. Cahaya matahari yang terjebak di atas atmosfer akan semakin memanas dan menghancurkan lapizan ozon disana. Hal itu akan membuat radiasi sinar Ultraviolet dengan mudah memasuki atmosfer bumi.

Meskipun kebanyakan dari sinar radiasi itu terjebak diantara asap hitam, tidak sedikit pula yang mampu mencapai permukaan. Radiasi sinar UV akan merusak DNA dan meningkatkan terjadinya kanker.

Setelah 2 bulan, hampir semua benua akan membeku. Dan sekarang, kita memiliki musim dingin yang diselimuti nuklir, keren bukan? Segala industri pertanian akan berhenti karena lingkungan yang tidak mendukung, dan akan mustahil untuk bercocok tanam hingga beberapa tahun mendatang.

Setelah itu, hujan berupa air akan berhenti turun di sebagian besar tempat dan salju akan turun sebagai gantinya. Ini akan menambah masalah bagi tumbuhan. Setelah 4 bulan, bencana kelaparan akan melanda, karena kita sudah kehabisan stok makanan. Semua cadangan makanan dari pertanian akan berhenti diolah karena kehabisan bahan baku utamanya.

Setelah 2 tahun, sebagian besar manusia akan mati karena kelaparan. Beberapa dari kita mungkin selamat dari berburu dan menangkap ikan. Namun, mereka yang selamat juga harus melawan kondisi yang gelap, dingin, dan disertai radiasi sinar UV. Jumlah orang yang bertahan hidup sangatlah sedikit. Mereka akan memilih menetap di bagian bumi selatan, karena jauh dari lokasi diledakkannya bom. Tempat tinggalnya pun harus dikelilingi oleh air laut yang hangat untuk mengurangi dinginnya sikap dia ke kamu, eh...maksudku dinginnya kehidupan.

4 tahun kemudian, sedikit demi sedikit temperatur di bumi akan meningkat. Namun, tidak akan kembali pulih seperti sebelum perang hingga jangka waktu 20 tahun kedepan. Hujan juga sedikit demi sedikit akan turun dengan intensitas yang rendah.

Bahkan 5 tahun setelah perang, sel kanker akan tetap meningkat dan membahayakan semua makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Butuh 10 tahun bagi alam untuk mengembalikan kondisinya seperti semula sebelum perang. Setelah 20 tahun, manusia yang tersisa harus tetap menghindar dari tempat dengan kadar radioaktif tinggi yang bisa membahayakan dirinya.

Semua skenario peristiwa ini bisa terjadi karena 4000 senjata nuklir aktif milik Amerika Serikat dan Russia. Bahkan, penggunaan 10 senjata nuklir dari 9 negara pengguna nuklir akan mengakibatkan perubahan iklim ekstrim yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia yang akan disertai milyaran kasus kelaparan.

Kita hanya bisa berharap, perang nuklir tidak akan penah terjadi.
That's all we have for now.
Ingat. Dalam hidup, ada pemenang dan ada pecundang.
Kita? Kita adalah penantang!